Tujuan Hukum Islam
Adalah aturan yang dijalankan untuk mencapai kebahagiaan hidup manusia
di dunia ini dan di akhirat dengan mengambil segala manfaat dan mencegah
mudarat atau keburukan yang tidak berguna bagi kehidupan.
Dasar-Dasar Hukum Islam
- Al qur’an
- Al hadis
- Ijma’ para ulama
- Qiyas
- Ijtihad
1. Macam-Macam Hukum Dalam
Islam
1. Wajib (Fardlu)Wajib adalah suatu perkara yang harus dilakukan oleh seorang muslima yang telah dewasa dan waras (mukallaf), di mana jika dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan akan mendapat dosa. Contoh : solat lima waktu, pergi haji (jika telah mampu), membayar zakat, dan lain-lain.
Wajib terdiri atas dua jenis/macam :
– Wajib ‘ain adalah suatu hal yang harus dilakukan oleh semua orang muslim mukalaf seperti sholah fardu, puasa ramadan, zakat, haji bila telah mampu dan lain-lain.
– Wajib Kifayah adalah perkara yang harus dilakukan oleh muslim mukallaff namun jika sudah ada yang malakukannya maka menjadi tidak wajib lagi bagi yang lain seperti mengurus jenazah.
2. Sunnah/Sunnat
Sunnat adalah suatu perkara yang bila dilakukan umat islam akan mendapat pahala dan jika tidak dilaksanakan tidak berdosa. Contoh : sholat sunnat, puasa senin kamis, solat tahajud, memelihara jenggot, dan lain sebagainya.
Sunah terbagi atas dua jenis/macam:
– Sunah Mu’akkad adalah sunnat yang sangat dianjurkan Nabi Muhammad SAW seperti shalat ied dan shalat tarawih.
– Sunat Ghairu Mu’akad yaitu adalah sunnah yang jarang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW seperti puasa senin kamis, dan lain-lain.
3. Haram
Haram adalah suatu perkara yang mana TIDAK BOLEH sama sekali dilakukan oleh umat muslim di mana pun mereka berada karena jika dilakukan akan mendapat dosa dan siksa di neraka kelak. Contohnya : main judi, minum minuman keras, zina, durhaka pada orang tua, riba, membunuh, fitnah, dan lain-lain.
4. Makruh
Makruh adalah suatu perkara yang dianjurkan untuk tidak dilakukan akan tetapi jika dilakukan tidak berdosa dan jika ditinggalkan akan mendapat pahala dari Allah SWT. Contoh : posisi makan minum berdiri.
5. Mubah (Boleh)
Mubah adalah suatu perkara yang jika dikerjakan seorang muslim mukallaf tidak akan mendapat dosa dan tidak mendapat pahala. Contoh : makan dan minum, belanja, bercanda, melamun, dan lain sebagainya.
2. SHAHEH
Shaheh (syah) adalah sesuatu perbuatan apabila telah mencukupi syarat dan
rukunnya.
Segala
perbuatan manusia hendaklah selalu dijalankan menurut syarat dan rukunnya, agar
supaya perbuatannya dihukumi syah, artinya sudah menurut hukum.
3. BATHAL
Bathal adalah sesuatu yang tidak memenuhi syarat dan rukunnya. Artinya sesuatu
tadi dihukumi belum sempurna karena tidak mencukupi syarat dan rukunnya,
menjadilah hukumnya sesuatu tadi bathal, artinya tidak syah atau tidak jadi.
Contoh:Perkawinan
yang tidak memakai wali hukumnya bathal (tidak syah) sebab wali termasuk rukun
nikah.
4. FASID
Fasid adalah sesuatu yang melanggar pantangan syara’.
misalnya diwaktu ihram haji orang melakukan perkawinan ini hukumnya fasid ya’ni rusak alias tidak syah perkawinanya. Jual beli yang melanggar syara’ juga dihukumi fasid yang berarti tidak syah juga.
misalnya diwaktu ihram haji orang melakukan perkawinan ini hukumnya fasid ya’ni rusak alias tidak syah perkawinanya. Jual beli yang melanggar syara’ juga dihukumi fasid yang berarti tidak syah juga.
5. AZIMAH
Azimah adalah sesuatu keharusan yang tidak boleh ditinggalkan oleh orang
mukallaf dengan mutlak sepanjang masa. Yang dimaksud dengan mukallaf adalah
orang islam yang sudah baligh dan berakal sehat.
contoh azimah misalnya shalat, puasa, dan sebagainya.
contoh azimah misalnya shalat, puasa, dan sebagainya.
6. RUKHSHAH
Rukhshah adalah suatu kemurahan sebagai pengganti keharusan karena ada sesuatu
sebab dan berlaku didalam saat yang tertentu pula.
contoh:Orang boleh menjalankan tayammum sebagai pengganti wudhu apabila terdapat sebab misalnya tidak ada air, apabila sudah ada air tidak diperbolehkan menjalankan tayammum.
contoh:Orang boleh menjalankan tayammum sebagai pengganti wudhu apabila terdapat sebab misalnya tidak ada air, apabila sudah ada air tidak diperbolehkan menjalankan tayammum.
7. RUKUN
Rukun adalah perkara-perkara yang menyebabkan syahnya suatu perbuatan sedangkan
perkara itu termasuk lingkungan perbuatan tersebut.
contoh:Membasuh muka itu termasuk rukunnya wudhu, artinya wudhu itu di anggap syah apabila disertai dengan membasuh muka, dan membasuh muka itu termasuk rangkaian perbuatan wudhu.
contoh:Membasuh muka itu termasuk rukunnya wudhu, artinya wudhu itu di anggap syah apabila disertai dengan membasuh muka, dan membasuh muka itu termasuk rangkaian perbuatan wudhu.
8. SYARAT
Syarat adalah perkara-perkara yang menyebabkan syahnya suatu perbuatan sedangkan
perkara itu tidak termasuk perbuatan tersebut. Artinya berada diluar perbuatan
tersebut.
contoh:Wudhu itu menjadi syarat-syarat sholat , artinya sholat yang tidak disertai wudhu maka sholat itu tidak syah, tetapi wudhu tidak termasuk perbuatan sholat, wudhu adalah wudhu, sholat adalah sholat.
contoh lain: Menghadap kiblat itu adalah menjadi syaratnya sholat, artinya sholat yang tidak menghadap kiblat adalah tidak syah, tetapi menghadap kiblat tidak termasuk perbuatan sholat.
SUMBER : http://poltek-muadz.blogspot.com/
http://tafsiralquran2.wordpress.com/2012/11/13/jenis-hukum-dalam-islam/
contoh:Wudhu itu menjadi syarat-syarat sholat , artinya sholat yang tidak disertai wudhu maka sholat itu tidak syah, tetapi wudhu tidak termasuk perbuatan sholat, wudhu adalah wudhu, sholat adalah sholat.
contoh lain: Menghadap kiblat itu adalah menjadi syaratnya sholat, artinya sholat yang tidak menghadap kiblat adalah tidak syah, tetapi menghadap kiblat tidak termasuk perbuatan sholat.
SUMBER : http://poltek-muadz.blogspot.com/
http://tafsiralquran2.wordpress.com/2012/11/13/jenis-hukum-dalam-islam/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar